Kamis, 13 November 2014

Sosialisasi


            Sosialisasi adalah suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayti kebudayaan masyarakat di lingkungannya, dan berlangsung sepanjang hayatnya.
            Dalam proses sosialisasi seseorang mengalami proses pengolhan dan masuknya nilai dalam dirinya yang di maksud dengan internalisasi. Proses internalisasi akan melahirkan suatu sikap dalam diri seseorang, sehingga sosialisasi juga merupakan proses pembntukan sikap dalam diri setiap individu.
            Keberhasilan suatau proses sosialisasi di penga
ruhi oleh beberapa faktor yaitu kematangan fisik seseorang, lingkungan atau sarana sosialisasi yang meliputi interaksi dengan sesama , bahasa, kasih sayang, dan keinginan yang kuat.
            Terdapat dua macam proses sosialisasi yaitu terjadi tanpa sengaja melalui proses interaksi sosial dan terjadi secara sengaja melalui pendidikan serta pengajaran.
            Adapun tahap tahap dalam proses sosialisasi menurut Herbert Nead adalah tahap persiapan ( preparatory stage ), tahap meniru (play stage ), tahap siap bertindak ( game stage ), dan tahp penerimaan norma kolektif ( generalized stage ).
            Agen sosialisasi adalah pihak pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Adapun agen sosialisasi meliputi keluarga, kelompok bermain, atau teman sebaya, sekolah, media massa, dan agen lain.
Secara umum terdapat dua bentuk sosialisasi, yaitu sebagai berikut.
  1. sosialisasi primer, merupakan sosialisasi pertama yang di jalani individu dari masa kanak kanak (kecil) melalui belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga) dan berlangsung ketika anak berusia 1-5 tahun. Proses sosialisasi primer bukan hanya sekedar proses awal berlangsungnya sosialisasi, namun juga sebagai pembentukan dasar karakter dan kepribadian anak sehingga dalam tahap ini peran orang orang terdekat anak menjadi sangat penting.
  2. Sosialisasi sekunder, yaitu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer dalam rangka memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Terdapat dua bentuk sosialisasi sekunder, yaitu resosialisasi (pemberian suatu identitas diri yang baru) dan desosialisasi (pencabutan identitas diri yang telah di miliki).

Tipe sosialisasi meliputi sebagai berikut.
    1. sosialisasi formal, adalah sosialisasi yang terjadi melalui lembaga lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, misalnya pendidikan di sekolah.
    2. Sosialisasi informal, adalah sosialisasi yang terjadi di dalam masyarakat / dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, misalnya antar teman /sahabat, antar anggota club, dan kelompok kelompok sosial dalam masyarakat.

Pola sosialisasi menurut Jeager adalah sebagai berikut.
a.    sosialisasi represif ( represive socialization ), yaitu proses sosialisasi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan yang di lakukan oleh seorang individu.
Ciri ciri yang melekat pada sosialisasi ini adalah adanya peneknan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak terhadap orang tua, komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal, dean vrisi perintah, serta sosialisasi terletak pad orang tua dan pada keinginan orang tua. Sehingga peran keluarga menjadi significant other ( sangat berani ).


b.    sosialisasi pertisiporis ( participatory socialization ), yaitu suatu pola sosialisasi di mana anak di beri imbalan di mana anak berperilaku baik dan memberi hukuman bila anak berperilaku buruk/berbuat kesalahan. Dalam proses sosialisasi ini anak di beri kebebasan. Ciri ciri yang melekat pada sosialisasi partisipatoris adalah penekanan pada interaksi dan komunikasi yang bersifat lisan. Selainitu, pusat sosialisasi adalah anak dan keprluan anak, sehingga peran keluarga adalah sebagai generalized other.

Kepribadian adalah organisasi sikap sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang perilaku.Susunan kepribadian adalah ukuran akal dan jiwa yang menjadi dasar perbedaan perilaku tiap tiap individu, karena susunan kepribadian tiap tipa individu berbeda beda, maka kepribadian individu individutersebut pun berbeda beda. Adapun susunan kepribadian meliputi pengatahuan, perasaan , dan dorongan naluri.
            Faktor faktor pembentukan kepribadian meliputi faktor biologis, faktor geografis (lingkungan fisik), faktor kebudayaan khusus faktor pengalaman kelompok yang meliputi kelompok acuan dan kelompok majemuk, serta faktor pengalaman unik. Kelompok acuan yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian adalh kelompok sebaya atau sepermainan (peer group). Kelompok sebaya merupakan suatu kelompok yang anggotanya memiliki usia dan status yang sama. Dalam kelompok ini anak semakin menemukan eksistensi dirinya.
            Pembentukan kepribadian tidak lepas dari kebudayaan di mana seseorang tinggal karena kepribadian terbentuk atas proses sosialisasi yang berlangsung dalam suatu sistem budaya tertentu. Sedangkan proses sosialisasi itu sendiri pada dasarnya merupakan proses belajar terhadap nilai dan norma yang berlangsung dalam masyarakat yang berarti juga pada kebudayan setempat.
Kebudayaan memiliki sifat universal, stabil namun dinamis, dan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar