Kamis, 13 November 2014

PENELITIAN SOSIAL




Pengertian dan Langkah-langkah Penelitian Sosial

1.    Penelitian merupakan suatu upaya untuk mencari jawaban dari suatu masalah.

2.    Penelitian sosial adalah suatu metode analitis situasi yang merurnuskan berbagai masalah sosial dengan maksud untuk menemukan aspek baru, memahami sebab-musabab beserta interaksinya, mengoreksi, mengadakan verifikasi, dan memperluas pengetahuan yang semuanya sangat diperlukan bagi pengembangan teori dan tindakan praktis.


3.    Persyaratan penting dalam mengadakan penelitian adalah sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah.
a. Sistematis. Artinya, penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
b. Terencana. Artinya, penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan, sebelumnya, langkah-langkah pelaksanaannya sudah dipikirkan.
c.  Mengikuti konsep ilmiah. Artinya, mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Penelitian dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.

4.    Cara berpikir seorang peneliti adalah sebagai berikut.
a. Berpikir skeptis. Artinya, si peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan. la tidak boleh percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adanya penjelasan atau bukti-bukti yang masuk akal.
b. Berpikir analitis. Artinya, peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.
c.  Berpikir kritis. Artinya, peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
d. Jujur. Artinya, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.
e. Terbuka. Artinya, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya. Cara berpikir seperti itu disebut cara berpikir ilmiah (reflective thinking), cara berpikir yang dilandasi pengujian yang sistematis. Di dalamnya, ada abstraksi yang lebih tinggi dan pengertian yang lebih kompleks yang menjalin kaitan­kaitan yang Iuas. Disertai pula dengan pembuktian data faktual, pengecekan, dan verifikasi yang berulang-ulang.

5.    Secara garis benar, langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut.
a. Perancangan penelitian
b. Pelaksanaan penelitian
c.  Pembuatan laporan penelitian

6.    Penelitian dilakukan dengan urutan seperti berikut
1. Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau masalah tertentu
2. Merumuskan masalah sehingga batasan, kedudukan, dan altematif cara pemecahan masala tersebut menjadi jelas.
3. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak dalam mengadakan tindakan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih.
4. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis (collection of data as evidence).
5. Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.
6. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikasinya di masa yang akan datang.

7.    Pelaksanaan penelitian terdiri atas langkah-langkah kegiatan berikut.
a. Menentukan dan menyusun instrumen. Instrumen ini sangat tergantung pada jenis dan dari mana data tersebut diperoleh. Contohnya adalah jika yang akan kita teliti adalah prestas belajar siswa, data akan diperoleh dari siswa dan dari guru dengan cara mengobservasi menyebarkan kuesioner atau melakukan wawancara.
b. Mengumpulkan data. Mengumpulkan data dan kemudian mengolahnya bukanlah pekerjaan yang mudah, melainkan membutuhkan suatu ketelitian dan ketekunan. Jika didapatkan data yang salah atau tidak sesuai, hasilnya pun akan salah atau tidak memenuhi persyaratan data yang sahih atau benar. Akibatnya. terjadi pengulangan pengumpulan data.
c.  Analisis data. Dalam menganalisis data, dibutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data sehingga mudah untuk dipertanggungjawabkan. Menganalisis data dapat menggunakan teori korelasi product moment atau teori-teori lain yang lebih sederhana.
d. Menarik kesimpulan. Langkah ini merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian. Pada tahap ini, kegiatan penelitian telah selesai dan tinggal mencocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Jika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, tidak berarti penelitian yang dilakukan salah atau gagal.

8.    Dalam menetapkan topik penelitian, hal-hal yang harus diperhatikan adalah menarik minat; mampu dilaksanakan; mengandung kegunaan praktis; menghindari duplikasi dengan judul lain; ditulis dalam kalimat pernyataan, jelas, singkat, dan tepat; berisi variabel-variabel; dan menggambarkan keseluruhan isi dari kegiatan penelitian.

9.    Cara-cara atau teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut.
a. Sampel acak (random). Sampel acak digunakan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu/unit dalam keseluruhan populasi untuk dipilih.
b. Sampel berstrata. Sampel berstrata digunakan jika populasi terbagi alas tingkatan. Dalam pengambilan sampel, tiap tingkatan harus terwakili.
c.  Sampel wilayah. Sampel wilayah digunakan apabila wilayah penelitian luas. Sampel diterapkan pada wilayah yang dapat terwakili.

10. Data yang kita ambil tentu bukan data sembarangan, melainkan data yang memiliki syarat- syarat berikut.
a. Data harus objektif. Artinya, data sesuai apa adanya.
b. Data harus dapat mewakili (representatif).
c.  Data harus mempunyai kesalahan baku yang kecil.
d. Data harus tepat waktu.
e. Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan.


Menyusun Rancangan Penelitian Sosial

Rancangan penelitian merupakan pokok-pokok perencanaan dari seluruh kegiatan penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah. Naskah rancangan penelitian biasanya dibuat secara ringkas, jelas, dan utuh. Rancangan penelitian sangat berguna bagi peneliti agar penelitiannya dapat berjalan benar, lancar dengan hasil yang baik.

Rancangan penelitian terdiri dari langkah-langkah berikut.
1.    Langkah pertama adalah menentukan masalah yang akan diteliti. Masalah untuk penelitian adalah masalah yang dapat memotivasi keinginan seseorang untuk segera melaksanakan penelitian. Data tentang masalah tersebut cukup tersedia di lapangan.
2.    Langkah kedua adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalah menjadi jelas dan menjajaki kemungkinan diteruskan atau tidaknya pekerjaan meneliti.
3.    Langkah ketiga adalah merumuskan suatu masalah. Apabila informasi tentang masalah yang akan teliti cukup jelas dari studi pendahuluan (studi eksploratoris), maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus dimulai ke mana harus pergi, dan sarana apa yang harus digunakan.
4.    Langkah keempat adalah merumuskan anggapan dasar. Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai tempat berpijak dalam melaksanakan penelitian. Contohnya, kita akan mengadakan penelitian tentang prestasi belajar siswa sangat ragam atau berbeda-beda. Setelah anggapan dasar ada dan memungkinkan kita untuk mengadakan penelitian, kita dapat merumuskan suatu hipotesis, yaitu kebenaran sementara yang harus dibuktikan melalui penelitian.
5.    Langkah kelima adalah memiliki pendekatan. Pendekatan adalah metode atau cara yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Penentuan pendekatan ini sangat berpengaruh terhadap penentuan variabel atau objek penelitian, subjek penelitian, serta sumber di mana kita akan memperoleh data.

      Secara umum. ada dua pendekatan dalam penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan ualitatif.
·            Pendekatan kuantitatif digunakan bila data yang hendak dikumpulkan adalah data kuantitatif (data berbentuk angka). Oleh karena itu, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode statistika.
·            Pendekatan kualitatif digunakan bila data yang hendak dikumpulkan adalah data kualitatif (data yang disajikan dalam bentuk kata atau kalimat). Pendekatan kualitatif mengutamakan kualitas data. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak digunakan analisis statistika.

6.    Langkah keenam adalah menentukan variabel dan sumber data. Langkah ini menjawab pertanyaan, yaitu apa yang akan diteliti dan dari mana data diperoleh. Kedua hal ini harus diidentifikasi dengan jelas agar kita dapat menentukan alat yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Teknik Pengumpulan Data

1.      Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu pengumpulan data harus dilakukan secara sistematis, melalui prosedur yang benar, dan tidak dipengaruhi oleh keinginan pribadi.

2.      Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti berikut.
a.    Studi kepustakaan
b.    Angket (daftar pertanyaan)
c.    Wawancara. Ditinjau dari pelaksanaannya, wawancara dibedakan atas tiga macam. (1) Wawancara bebas (unguided interview). Dalam wawancara jenis ini, pewawancara secara bebas bertanya apa saja tanpa harus menggunakan acuan pertanyaan. Kelebihan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai. Responden bisa bersikap santai. Kelemahannya adalah arah pertanyaan menjadi kurang terkendali. (2) Wawancara terpimpin (guided interview). Pada wawancara jenis ini, pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci, seperti wawancara terstruktur. (3) Wawancara bebas terpimpin. Wawancara jenis ini merupakan kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
d.    Observasi. Jenis observasi ada dua yaitu: (1). Observasi partisipasi. Dalam melakukan pengamatan, pengamat ikut terlibat dalam kegiatan yang sedang diamatinya sehingga pengamat memperoleh data yang sebenarnya. Sebagai contoh. kita akan meneliti upacara adat di Bali. Oleh karena itu, kita harus berada di acara tersebut sehingga data yang akan diperoleh lebih akurat atau lebih valid. (2). Observasi simulasi. Dalam melakukan observasi simulasi, si pengamat diharapkan dapat mensimulasikan keinginannya kepada responden. Dengan ini responden dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan si pengamat. Selain alat pencatat atau format tertentu, digunakan alat bantu lain, seperti kamera, slide, dan perekam suara. Dengan alat-alat tersebut, banyak objek pengamatan yang dapat direkam sehingga pengumpulan data dapat lebih akurat.

3.      Ada tiga jenis angket, yaitu angket tertutup, angket terbuka, dan angket semiterbuka.

4.      Observasi baru dapat dikatakan sebagai alat untuk pengumpulan data jika memiliki kriteria-­kriteria berikut ini.
a.      Pengamatan telah direncanakan secara sistematis.
b.      Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian.
c.      Pengamatan harus dicatat secara sistematis.
d.      Pengamatan dapat dicek dan dikontrol kebenarannya.

5.      Pedoman wawancara terdiri dari dua macam.
a.      Pedoman wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis besar wawancara. Wawancara disesuaikan dengan garis besar pembicaraan yang telah dipersiapkan. Dengan menggunakan pedoman ini, kreativitas pewawancara sangat diperlukan karena hasil wawancara lebih banyak tergantung dari pewawancara sendiri. Jenis wawancara ini cocok untuk penelitian kasus.
b.      Pedoman wawancara terstruktur/terstandar (standardized). Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci, seperti halnya kuesioner. Pedoman wawancara terstruktur terdiri dari sederetan pertanyaan. Pewawancara memberikan tanda cek (Ö) pada pilihan jawaban yang telah tersedia.

6.      Faktor yang mempengaruhi hasil wawancara adalah sikap pewawancara, kondisi responden/informan, topik penelitian, dan situasi wawancara.
a.    Pewawancara. Seorang pewawancara yang baik harus memenuhi persyaratan, seperti keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman. Ia tidak ragu dan takut menyampaikan pertanyaan. Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban, dan mencatat semua hasil wawancara tersebut. Jika  persyaratan wawancara terpenuhi, hasil wawancara akan bermutu.
b.    Informan. Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat dan bersedia menjawabnya dengan baik. Seorang pewawancara harus dapat mengarahkan responden dan sabar menghadapinya.
c.    Topik penelitian. Topik penelitian atau daftar pertanyaan dapat mempengaruhi kelancaran dan hasil wawancara. Kesediaan responden untuk menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada masalah itu dan apakah topik tersebut sensitif atau tidak.
d.    Situasi wawancara. Situasi wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor waktu, tempat, ada tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat pada umumnya.

7.      Sikap yang harus dikembangkan oleh seorang pewawancara adalah netral, ramah, adil, dan menghindari ketegangan.
a.      Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan maupun tidak.
b.      Ramah; artinya, pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
c.      Adil; artinya, pewawancara harus dapat memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
d.      Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden merasa sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.

Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian

1.    Analisis merupakan tindakan mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat untuk menjawab masalah penelitian. Pengolahan data merupakan proses penyederhanaan data yang sangat kompleks ke dalam bentuk yang lebih mudah dihaca dan ditafsirkan. Pengolahan data dapat dilakukan secara statistik dan nonstatistik.

2.    Ada dua macam analisis, yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

3.    Langkah-langkah pengolahan data meliputi tahap persiapan, pengorganisasian data, dan tahap pengolahan data.

4.    Pengolahan data dapat juga dilakukan dengan bantuan statistik sederhana. Dalam statistik sederhana, antara lain ditemukan istilah mean, median, dan modus.

5.    Mean disebut juga nilai rata-rata. Mean berguna untuk menganalisis statistik jika distribusinya normal, menaksir, dan membuat perhitungan statistik yang lebih luas.

6.    Median berguna dalam menghadapi distribusi yang tidak normal. Median adalah nilai variabel yang terletak di tengah.

7.    Modus (mode) berguna sebagai alat deskripsi (gambaran) yang cepat, tetapi kasar.

8.    Dalam menganalisis dan menginterpretasi data, harus diketahui jenis hubungan data. Janis hubungan data, antara lain adalah hubungan simetris, asimetris, dan timbal balik.

9.    Manfaat melakukan kegiatan pengorganisasian data, yaitu peneliti akan memperoleh keuntungan-­keuntungan sebagai berikut.
a.    Menghemat ruang serta mengurangi penjelasan dan pernyataan-pernyataan deskriptif menjadi seminimal mungkin.
b.    Bisa lebih menampilkan relasi dari proses-proses penelitian.
c.    Data yang ditabulasikan itu dapat lebih mudah diingat daripada data yang tidak ditabulasikan.
d.    Pengaturan secara tabuler ini mernpermudah penjumlahan dari item-itemnya dan mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan.
e.    Tabel akan memberikan basis yang mudah untuk mengadakan perhitungan.

10. Prosedur atau peraturan pembuatan tabel tidak semuanya terstandardisasikan. Akan tetapi, beberapa aturan umum yang biasa dipakai adalah sebagai berikut.
a.    Setiap tabel pada bagian atas diberi judul atau nama. Judul tersebut ditulis secara jelas disingkat mengenai isi tabel serta mudah dimengerti.
b.    Setiap tabel diberi nomor untuk mempermudah mengadakan referensi. Nomornya dapat ditulis dengan huruf Romawi atau huruf Latin dan diletakkan pada bagian atas atau samping kiri judul pada baris pertama.
c.    Diberi keterangan pada bagian bawah (onderschrift). Keterangan berupa tanda plus atau minus, kolom-kolom dan baris, harus singkat dan jelas.
d.    Footnote (catatan kaki) penjelasan mengenai tabel dan sumber informasi diletakkan di bawah table.
e.    Kolom yang satu dengan lainnya biasanya dibatasi dengan garis untuk lebih menjelaskan relasi dari datanya. Kadang-kadang, kolom-kolom diberi nomor guna memudahkan referensi. Kolom yang akan dikomparasikan diletakkan bersebelahan.
f.     Gejala atau item campuran dan item penyimpangan, pada umumnya, diletakkan pada baris terakhir dari tabel.
g.    Hendaknya, singkirkan kata dan istilah-istilah kependekan (singkatan).
h.    Penjumlahan secara total dapat dicantumkan di bagian samping atau pada bagian sebelah bawah. Hendaknya, ingat bahwa tabel yang terpenting atau sangat menonjol adalah bagian sebelah kiri sudut atas.
i.      Pengaturan kategori-kategori dapat dibuat secara kronologis. alfabet, atau menurut besaran tertentu. Seri-seri kronologis itu dapat dibuat dari bagian atas ke bawah atau dari bagian bawah ke atas atau dari kiri ke kanan, dan sebaliknya.
Laporan Penelitian

1.      Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan laporan adalah sebagai berikut.
·            menggunakan bahasa yang komunikatif, baik, dan benar,
·            sistematis, yaitu langkah-langkahnya harus benar dan disesuaikan dengan langkah-langkah penelitian yang dilakukan.

2.      Syarat-syarat Penulisan Laporan
·            Penulisan laporan harus mcngetahui kepada siapa laporan itu akan ditujukan, misalnya untuk sponsor, kalangan mahasiswa, masyarakat umum, atau untuk majalah. Cara menulis artikel ilmiah di sebuah majalah atau buletin, makalah, surat kabar akan berbeda aturannya dengan menulis sebuah laporan penelitian walaupun masalah yang dikemukakan sama.
·            Penulisan laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti semua kegiatan penelitian. Oleh karena itu, langkah demi langkah perlu dikemukakan secara jelas, termasuk alasan mengapa hal itu dilakukan.
·            Penulisan laporan harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan minat pembaca laporan tidaklah sama. Peneliti harus dapat meyakinkan pembaca bahwa penelitian yang dilakukan itu penting. Oleh karena itu. dalam mengemukakan hasil penelitian harus menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami pembaca.
·            Laporan penelitian merupakan elemen penting dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, hal yang diperlukan dalam laporan penelitian adalah kejelasan dan kemampuan meyakinkan para pembacanya.

3.      Secara garis besar, laporan penelitian terdiri dari tiga bagian besar, yakni bagian pendahuluan, bagian isi atau badan laporan, dan bagian penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, gambar dan grafik. Bagian isi meliputi bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metodologi penelitian, bab pelaksanaan penelitian, bab basil penelitian dan pembahasan serta bab kesimpulan dan saran. Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka, lampiran, dan indeks.

4.      Penyusunan laporan basil penelitian berkaitan erat dengan kemampuan menulis. Sementara itu, kemampuan menulis berkaitan erat dengan kemampuan berikut.
·            Kemampuan bahasa.
·            Kemampuan berpikir logis dan runtut.
·            Kepemilikan rasa bahasa.
·            Kebiasaan membaca.
·            Kebiasaan memberi dan meminta komentar.

5.      Setelah selesai penulisan laporan, maka laporan dapat didiskusikan.

6.      Ada tiga jenis diskusi, yaitu diskusi panel, simposium, dan seminar.
·            Diskusi panel adalah sebuah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas satu topik yang menjadi perhatian umum.
·            Simposium adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu masalah.
·            Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang.


7.      Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah sebagai berikut.
·         Mengikutsertakan seluruh siswa dalam diskusi.
·         Tidak mendominasi pembicaraan.
·         Mematuhi tata tertib dalam diskusi.
·         Tidak ada perasaan untuk menang sendiri.
·         Menjaga etika dalam berdebat.
·         Setiap peserta diberi kepercayaan untuk turut serta dalam diskusi.

8.      Manfaat diskusi adalah sebagai berikut.
·         Siswa berani untuk mengeluarkan pendapat.
·         Siswa mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif.
·         Memupuk rasa toleransi antarsiswa.
·         Siswa berani tampil untuk mempraktikkan apa yang telah didapat melalui pengetahuannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar