Pengumpulan
data penelitian dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti berikut : studi
kepustakaan, analisis isi media massa, observasi atau pengamatan langsung di
lapangan, dan wawancara.
1. Pengumpulan
Data melalui Studi Kepustakaan
Pengumpulan data melalui
kepustakaan, yaitu kegiatan mengumpulkan data-data penelitian sekunder dengan
cara menelaah buku-buku kepustakaan, seperti buku-buku, surat kabar, majalah,
dan bahan dokumenter lainnya.
Studi Kepustakaan dapat digunakan
untuk mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian. Dengan studi
kepustakaan peneliti dapat belajar secara lebih sistematis, kritis, dan lebih
analitis dalam melakukan penelitian.
Dari beberapa sumber perpustakaan,
kita akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai topik penelitian yang
akan diteliti. Manfaat yang diperoleh dari studi kepustakaan antara lain :
a. Untuk mengetahui apakah topik penelitian yang
kita pilih telah diselidiki oleh orang lain sebelumnya sehingga pekerjaan kita
tidak merupakan duplikasinya.
b. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain
dalam bidang penyelidikan kita, sehingga dapat memanfaatkannya untuk mendukung
penelitian kita, atau dapat pula digunakan untuk rujukan dan teori penunjang
tentang generalisasi penelitian kita.
c. Untuk memperoleh bahan-bahan yang membenarkan
orientasi dan dasar teoritis tentang topik atau masalah penelitian kita.
d. Untuk mendapatkan informasi tentang teknik
penilaian yang telah diterapkan terhadap pokok persoalan penelitian kita.
e. Untuk dijadikan bahan rujukan atau daftar
kepustakaan dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah kecuali hasil penelitian
kita, sehingga menjadi suatu karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya dan keilmiahannya.
Pada umumnya perpustakaan sekolah
atau wilayah menggunakan sistem klasifikasi menurut Dewey ( Dewey Decimal
Classification System ). Sistem Dewey ini menggunakan angka-angka untuk
mengklasifikasikan buku-buku menurut bidangnya, contohnya :
Angka
000 Karya Umum
Angka
100 Filsafat
Angka 200 Agama
Angka 300 Ilmu
Pengetahuan Masyarakat ( Sosial ) dan sebagainya.
Untuk
mencari buku di perpustakaan kita harus menggunakan katalog menurut nama
pengarang atau judul buku. Katalog disusun menurut abjad seperti kamus. Setiap
buku mempunyai kartu sendiri. Jadi, kalau kita mencari buku terlebih dahulu
kita mencarinya dalam katalog kartu. Perpustakaan yang lengkap juga mempunyai
katalog subjek ( poko bahasan buku ).
Semua data / keterangan dari buku /
sumber bacaan harus dicatat pada kartu / kertas lepas dengan keterangan
lengkap, nama pengarang, judul buku, nama penerbit, tempat penerbitan, tahun
terbitan, dan halaman yang memuat informasi tersebut. Cara itu selain
mempermudah kita menemukan halaman buku kembali juga bermanfaat untuk keperluan
bibiografi atau daftar bacaan. Dalam perpustakaan ada buku yang boleh dipinjam
dan dibawa pulang jangka waktu tertentu, tetapi ada pula yang tidak boleh
dibawa pulang dan hanya boleh dibaca diperpustakaan, misalnya Kamus, buku-buku
Referensi, atau Ensiklopedia.
Pada saat penulisan laporan hasil
penelitian dalam bentuk karya ilmiah, semua bahan dari sumber bacaan itu
dijadikan bahan untuk menyusun Bab tentang dasar-dasar teoritis dari karya
ilmiah. Karya tulis yang dilengkapi dengan pembahasan dasar-dasar teori tentang
topik penelitian itu merupakan karya tulis yang baik.
Untuk memperjelas data-data sekunder
penelitian yang bersumber dari hasil studi kepustakaan dapat kita lihat pada
diagram berikut ini :
-
Buku-buku
-
Surat Kabar
-
Majalah ilmiah
Data Sekunder
Penelitian Studi
Kepustakaan - Buletin
-
Dokumen
-
Arsip
-
Surat Keputusan (SK)
2. Pengumpulan Data Melalui Analisis Isi Media
Massa
Pengumpulan data penelitian melalui
isi media massa tidak kalah pentingnya dengan kegiatan pengumpulan data melalui
studi kepustakaan. Pada masa sekarang
ini isi dan mutu media massa, baik surat kabar, majalah, maupun televisi dan
radio sudah tidak kalah dengan isi buku-buku ilmiah. Karena itu analisis isi
media massa dapat digunakan sebagai sumber data yang ilmiah, asalkan jenis
media massa, tanggal terbit dan penulis artikel atau opininya disebutkan secara
baik dan pasti dalam karya tulis kita.
Penggunaan media massa sebagai
sumber pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis isi. Penerbit
menganalisis isi suatu media massa dengan memilih informasi-informasi yang
dibutuhkan dan diperlukan sesuai dengan masalah penelitian yang dipilih,
sehingga dapat
mengungkapkan isi dari informasi yang disampaikan oleh media massa tersebut.
Pengumpulan data yang bersumber dari media massa dapat dilakukan dengan cara
merekam, bila data berasal dari media massa elektronik
seperti radio dan TV, dan menulis atau mencatat kembali jika sumber data
berasal dari media cetak.
Berikut ini gambaran mengenai langkah-langkah
pengumpulan data melalui analisi isi media massa, khususnya surat kabar,
majalah, dan karya tulis ataupun skripsi.
a.
Analisis isi surat kabar
Pengembangan surat kabar diIndonesia
dewasa ini semakin meningkat, baik kuantitasnya maupun segi kualitasnya. Hal
ini sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Surat kabar merupakan salah satu media komunikasi dan informasi cetakan (media
cetak), selain majalah, buletin dan sebagainya. Surat kabar berisi beraneka
ragam informasi termasuk menyajikan artikel-artikel yang didalamnya memuat
gagasan, ide, pendapat, pemikiran-pemikiran pejabat, atau beberapa ahli di
berbagai bidang sehingga merupakan sumber informasi yang faktual bagi setiap
orang termasuk peneliti.
Beberapa bahan dari surat kabar
dapat dimanfaatkan untuk melengkapi dan mendukung kesimpulan penelitiannya.
Bahkan seperti halnya buku-buku perpustakaan, maka surat kabar yang baik dapat
dijadikan sumber penulisan karya tulis terutama tentang kajian teoritis suatu
penelitian. Apalagi bagi peneliti sosial. Oleh karena itu, surat kabar yang
banyak menyajikan informasi berbagai aspek kehidupan masyarakat merupakan
sumber daya sekunder yang efektif.
b.
Analisis isi majalah ilmiah
Dewasa ini diIndonesia, hampir semua
instansi / organisasi / departeman, baik pemerintah maupun swasta telah
menerbitkan majalah sebagai media komunikasi dan informasi dengan
masyarakatnya. Isi majalah pada umumnya memuat tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan kegiatan, program, dan kebijaksanaan masing-masing instansi
tersebut.
Untuk menemukan berbagai macam
majalah ilmiah, kita dapat mengunjungi perpustakaan sekolah ataupun
perpustakaan wilayah. Seperti halnya dalam menemukan buku-buku yang diperlukan
maka untuk menemukan majalah ilmiah ini lebih mudah dari pada menemukan buku yang
dimaksudkan, karena biasanya majalah-majalah itu digelar paling depan dan
terbuka di perpustakaan. Apabila majalah yang diperlukan belum tersedia di
perpustakaan, maka kita dapat memesan langsung kepada instansi atau organisasi
atau lembaga yang menerbitkan majalah ilmiah tersebut. Dari sumber majalah
ilmiah itulah kita salin hal-hal yang penting dan berkaitan dengan permasalahan
yang sedang kita teliti.
c.
Analisis isi karya tulis / skripsi
Data-data sekunder penelitian dapat
pula diperoleh dari hasil karya tulis ilmiah orang lain yang telah ada
sebelumnya. Melalui analisis isi karya tulis orang lain kita akan mengetahui
teknik-teknik penelitian yang diterapkan terhadap topik penelitian yang akan
diteliti. Dengan demikian kita akan meperoleh bahan-bahan yang mempertajam atau
melengkapi teori penelitian. Apabila topik penelitian kita sudah ada yang
meneliti, tentunya kita akan melakukan perubahan-perubahan atau penyempurnaan
terhadap cara penyajian dan pembahasannya, sehingga hasilnya akan lebih baik.
Namun harus dihindari usaha menjiplak atau meniru isi karya tulis hasil
penelitian orang lain. Karena selain tidak banyak manfaatnya juga
merupakan pelanggaran keilmuan yang berlaku dalam penelitian ilmiah.
Untuk
lebih jelasnya tentang data-data sekunder penelitian yang bersumber dari
pengumpulan data hasil analisis isi media massa dapat kita lihat pada skema
berikut ini :
-
Surat Kabar
Data Sekunder Penelitian
Analisis Media Massa - Majalah Ilmiah
-
Karya Tulis ilmiah
-
Dokumen Resmi, dll.
3. Pengumpulan
Data Melalui Observasi (pengamatan langsung di lapangan)
a.
Pengertian Observasi
Observasi
yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan
secara cermat dan langsung di lapangan / lokasi penelitian. Dlam hal ini
peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal / kondisi yang ada di
lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali
kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.
b.
Tujuan Observasi
Dengan
melakukan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan
sosial yang sukar untuk diketahui dengan
metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki, sehingga berfungsi
eksplorasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran tentang
masalahnya dan mungkin ada petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi,
tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung
dilapangan / lokasi penelitian.
c.
Jenis-jenis Observasi
Observasi
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi
non-partisipasi.
1) Observasi Partisipasi
Observasi dapat
dibagi yaitu observasi yang melibatkan peneliti / observasi secara langsung
dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai
observasi partisipan, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang
ditelitinya cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari
situasi yang dipelajarinya, sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi situasi
penelitiannya.
2) Observasi non-partisipasi
Observasi
non-partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan
peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak
dilakukan pada saat ini. Kelemahan cari ini, antara lain kehadiran pengamat
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
orang yang diamatinya.
d. Langkah-langkah dalam pelaksaan observasi :
1)
Harus diketahui dimana observasi itu dapat dilakukan
2)
Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi
3)
Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang perlu
4)
Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
5)
Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah
menyediakan buku catatan, kamera, tape recorder, dan alat tulis lainnya.
Secara skematis
metode pengumpulan data melalui observasi, dapat kita lihat seperti berikut ini
:
Observasi Partisipasi
Data Primer Penelitian Observasi
Observasi Non-partisipasi
4. Pengumpulan
Data Melalui Wawancara
a. Pengertian
Wawancara
Pengumpulan data
dalam penelitian dapat dilakukan melalui wawancara atau interview. Pada
dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh
informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumber
/ pemberi informasi (informan).
Wawancara
penelitian adalah percakapan / tanya jawab antara peneliti dengan orang sumber
informasi yang bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan yang berhubungan
dengan topik penelitian. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan
secara verbal / lisan. Wawancara pada umumnya dilakukan secara berhadapan.
Wawancara sering pula dilakukan antara seseorang dengan kelompok orang. Hal itu
disebut wawancara kelompok.
Dalam
wawancara, si peneliti menerima informasi yang diberikan oleh pihak yang
diwawancarai tanpa membantah, mengecam, menolak, menyetujui ataupun tidak
menyetujui. Karena semua hasil wawancara diperlukan peneliti dalam memperoleh
data yang diolah dalam rangka mencapai generalisasi. Sekalipun keterangan yang
diberikan bersifat pribadi dan subjektif, tetapi tujuan peneliti adalah
menentukan prinsip yang lebih objektif dari semua keterangan yang diperolehnya.
Oleh karena wawancara penelitian bersifat ilmiah maka harus dilakukan secara
baik dan sistematis, bukan hanya sekedar omong-omong biasa yang tidak produktif.
b.
Tujuan dan Fungsi Wawancara
Wawancara
penelitian bertujuan untuk memperoleh data-data primer dari sumber informasi /
sampel dalam hubungannya dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Melalui
tanya jawab / wawancara si peneliti dapat memasuki alam pikiran orang lain,
sehingga diperoleh gambaran tentang dunia mereka. Jadi, wawancara dapat
berfungsi deskriptif artinya melukiskan dunia kenyataan seperti dialami oleh
orang lain. Selain itu, wawancara dapat pula berfungsi eksploratif, yaitu bisa
masalah yang kita hadapi masih samar-samar karena belum pernah diselidiki orang
lain.
c.
Jenis-Jenis Wawancara
Secara
garis besarnya ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara berstruktur dan
wawancara tidak berstruktur.
1)
Wawancara berstruktur
Wawancara
berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya secara tertulis, bahkan
kadang-kadang jawaban yang telah disediakan.
Keuntungan
wawancara berstruktur antara lain :
a)
Tujuan wawancara lebih jelas dan terpusat kepada hal-hal yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga jalannya wawancara tidak
menyimpang dari topik permasalahan.
b)
Jawaban-jawaban dari responden mudah dicatat dan diberi kode sesuai dengan
jenis pertanyaannya.
c)
Data hasil wawancara mudah diolah dan dbandingkan.
Kelemahannya
antara lain :
a)
Tidak membuka kesempatan kepada responden untuk berbicara sesuai kehendak
hatinya
b)
Jawaban responden terikat pada pertanyaan yang disusun peneliti
c)
Responden pada umumnya terpengaruh oleh jawaban yang telah disediakan oleh
peneliti.
2)
Wawancara Tak Berstruktur
Wawancara
Tak Bertsruktur
Wawancara
tak berstruktur adalah wawancara secara bebas tidak berpedoman lkepada daftar
pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya. Keuntungan wawancara bebas ini antara
lain memberikan kebebasan kepada responden untuk mengeluarkan isi hati dan
pikirannya. Kelemahannya yaitu keterangan yang diperoleh tidak mudah dicatat
dan diberi kode, sehingga menyulitkan untuk mengolahnya. Bahkan subjektivitas
responden lebih dominan karena kebebasan berbicara.
d.
Pelaksanaan Wawancara
Dalam
pelaksanaan wawancara, peranan pewawancara sangat penting. Pewawancara harus
mampu menggali lebih dalam keterangan-keterangan yang diberikan oleh responden,
serta dapat membimbing responden agar mau memberikan keterangan yang baik,
benar, dan jelas. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
pewawancara sebelum melaksanakan atau memulai wawancara, yaitu :
1)
Menerangkan tujuan dan kegunaan dari penelitian
2)
Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
3)
Menjelaskan institusi atau badan apa yang melaksanakan penelitian tersebut, dan
4)
Menjelaskan kepada responden bahwa hasil wawancara tersebut adalah suatu yang
dirahasiakan (konfidensial)
Wawancara
adalah suatu proses tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
Karena itu wawancara hanya dapat berjalan jika kedua belah pihak saling berkomunikasi. Untuk kelancaran jalannya
wawancara kedua belah pihak harus mempunyai kemampuan / kesamaan berbahasa.
Salah satu syarat dalam wawancara yang harus dimiliki oleh seorang pewawancara
adalah kemampuan pewawancara sangat menentukan kelancaran jalannya proses
wawancara. Sikap ramah, mudah senyum, sabar, tidak menilai, dan netral dari
pewawancara perlu ditampilkan dalam proses wawancara, sehingga mendorong
keberanian responden untuk menjawab secara terbuka. Selain itu pewawancara juga
harus memiliki perencanaan yang baik ketika akan melakukan wawancara ke tempat
tinggal responden, sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal.
KEGIATAN 8.1
Tujuan :
Siswa dapat memahami tentang pengumpulan data hasil penelitian.
Metode : Pengamatan dan Studi Pustaka.
A. Bahan dan
Alat
1.
Alat tulis dan catatan
2.
Buku tentang pengumpulan data hasil penelitian
Pertanyaan : Pengumpulan data dalam penelitian dapt
dilakukan melalui studi kepustakaan,
analisis isi media massa, observasi atau pengamatan langsung di lapangan, dan
wawancara.
Pertanyaan : Jelaskan yang dimaksud :
a)
Pengumpulan data melalui studi kepustakaan !
b)
Pengumpulan data melalui analisis isi media massa !
Jawab :
KEGIATAN 8.2
Tujuan :
Memahami tentang pengumpulan data melalui wawancara.
Metode : Pengamatan dan Studi Pustaka
A. Bahan dan
Alat
1.
Alat tulis dan catatan
2.
Buku tentang pengumpulan data melaui wawancara
B. Cara Kerja
1.
Bacalah buku-buku tentang pengumpulan data melalui wawancara
2.
Berilah penjelasan tentang pengumpulan data melalui wawancara
Pertanyaan : Pengumpulan data dalam penelitian dapat
juga dilakukan wawancara atau interview. Pada dasarnya wawancara dalam
penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau data dengan
cara bertanya langsung kepada responden atau sumber pemberi informasi.
Pertanyaan : 1. Sebutkan tujuan wawancara penelitian
!
2.
Jelaskan bahwa wawancara dapat berfungsi deskriptif dan dapat pula berfungsi
eksploratif !
Jawab :
KEGIATAN 8.3
Tujuan :
Memahami tentang pengumpulan data penelitian
Metode : Pengamatan dan Studi Pustaka
A. Bahan dan
Alat
1.
Alat tulis dan catatan
2.
Buku tentang pengumpulan data penelitian
B. Cara Kerja
1.
Bacalah buku-buku tentang pengumpulan data penelitian
2.
Berilah penjelasan tentang pengumpulan data penelitian, kerjakan pada kolom
berikut ini !
No
|
Pengumpulan Data
Penelitian Melalui
|
Penjelasan
|
1.
|
Studi Pustaka
|
|
2.
|
Analisis isi media massa
|
|
3.
|
Observasi atau pengamatan langsung di lapangan
|
|
4.
|
Wawancara
|
|
Pertanyaan : 1. Sebutkan tentang tujuan observasi !
2. Sebutkan langkah-langkah pelaksanaan
observasi !
Jawab :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar