Kamis, 13 November 2014

Pengumpulan Data Hasil Penelitian


            Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti berikut : studi kepustakaan, analisis isi media massa, observasi atau pengamatan langsung di lapangan, dan wawancara.
1.   Pengumpulan Data melalui Studi Kepustakaan
            Pengumpulan data melalui kepustakaan, yaitu kegiatan mengumpulkan data-data penelitian sekunder dengan cara menelaah buku-buku kepustakaan, seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan bahan dokumenter lainnya.
            Studi Kepustakaan dapat digunakan untuk mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian. Dengan studi kepustakaan peneliti dapat belajar secara lebih sistematis, kritis, dan lebih analitis dalam melakukan penelitian.

            Dari beberapa sumber perpustakaan, kita akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai topik penelitian yang akan diteliti. Manfaat yang diperoleh dari studi kepustakaan antara lain :
a.  Untuk mengetahui apakah topik penelitian yang kita pilih telah diselidiki oleh orang lain sebelumnya sehingga pekerjaan kita tidak merupakan duplikasinya.
b.  Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidang penyelidikan kita, sehingga dapat memanfaatkannya untuk mendukung penelitian kita, atau dapat pula digunakan untuk rujukan dan teori penunjang tentang generalisasi penelitian kita.
c.  Untuk memperoleh bahan-bahan yang membenarkan orientasi dan dasar teoritis tentang topik atau masalah penelitian kita.
d.  Untuk mendapatkan informasi tentang teknik penilaian yang telah diterapkan terhadap pokok persoalan penelitian kita.
e.  Untuk dijadikan bahan rujukan atau daftar kepustakaan dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah kecuali hasil penelitian kita, sehingga menjadi suatu karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan keilmiahannya.
            Pada umumnya perpustakaan sekolah atau wilayah menggunakan sistem klasifikasi menurut Dewey ( Dewey Decimal Classification System ). Sistem Dewey ini menggunakan angka-angka untuk mengklasifikasikan buku-buku menurut bidangnya, contohnya :
Angka 000 Karya Umum
Angka 100 Filsafat
Angka 200 Agama
Angka 300 Ilmu Pengetahuan Masyarakat ( Sosial ) dan sebagainya.
                Untuk mencari buku di perpustakaan kita harus menggunakan katalog menurut nama pengarang atau judul buku. Katalog disusun menurut abjad seperti kamus. Setiap buku mempunyai kartu sendiri. Jadi, kalau kita mencari buku terlebih dahulu kita mencarinya dalam katalog kartu. Perpustakaan yang lengkap juga mempunyai katalog subjek ( poko bahasan buku ).
            Semua data / keterangan dari buku / sumber bacaan harus dicatat pada kartu / kertas lepas dengan keterangan lengkap, nama pengarang, judul buku, nama penerbit, tempat penerbitan, tahun terbitan, dan halaman yang memuat informasi tersebut. Cara itu selain mempermudah kita menemukan halaman buku kembali juga bermanfaat untuk keperluan bibiografi atau daftar bacaan. Dalam perpustakaan ada buku yang boleh dipinjam dan dibawa pulang jangka waktu tertentu, tetapi ada pula yang tidak boleh dibawa pulang dan hanya boleh dibaca diperpustakaan, misalnya Kamus, buku-buku Referensi, atau Ensiklopedia.
            Pada saat penulisan laporan hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah, semua bahan dari sumber bacaan itu dijadikan bahan untuk menyusun Bab tentang dasar-dasar teoritis dari karya ilmiah. Karya tulis yang dilengkapi dengan pembahasan dasar-dasar teori tentang topik penelitian itu merupakan karya tulis yang baik.
            Untuk memperjelas data-data sekunder penelitian yang bersumber dari hasil studi kepustakaan dapat kita lihat pada diagram berikut ini :
-          Buku-buku
-          Surat Kabar
-          Majalah ilmiah
Data Sekunder Penelitian                   Studi Kepustakaan                  -      Buletin
-          Dokumen
-          Arsip
-          Surat Keputusan (SK)

2.    Pengumpulan Data Melalui Analisis Isi Media Massa
            Pengumpulan data penelitian melalui isi media massa tidak kalah pentingnya dengan kegiatan pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Pada masa  sekarang ini isi dan mutu media massa, baik surat kabar, majalah, maupun televisi dan radio sudah tidak kalah dengan isi buku-buku ilmiah. Karena itu analisis isi media massa dapat digunakan sebagai sumber data yang ilmiah, asalkan jenis media massa, tanggal terbit dan penulis artikel atau opininya disebutkan secara baik dan pasti dalam karya tulis kita.
            Penggunaan media massa sebagai sumber pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis isi. Penerbit menganalisis isi suatu media massa dengan memilih informasi-informasi yang dibutuhkan dan diperlukan sesuai dengan masalah penelitian yang dipilih, sehingga dapat mengungkapkan isi dari informasi yang disampaikan oleh media massa tersebut. Pengumpulan data yang bersumber dari media massa dapat dilakukan dengan cara merekam, bila data berasal dari media massa elektronik seperti radio dan TV, dan menulis atau mencatat kembali jika sumber data berasal dari media cetak.
            Berikut ini gambaran mengenai langkah-langkah pengumpulan data melalui analisi isi media massa, khususnya surat kabar, majalah, dan karya tulis ataupun skripsi.
a.  Analisis isi surat kabar
            Pengembangan surat kabar diIndonesia dewasa ini semakin meningkat, baik kuantitasnya maupun segi kualitasnya. Hal ini sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Surat kabar merupakan salah satu media komunikasi dan informasi cetakan (media cetak), selain majalah, buletin dan sebagainya. Surat kabar berisi beraneka ragam informasi termasuk menyajikan artikel-artikel yang didalamnya memuat gagasan, ide, pendapat, pemikiran-pemikiran pejabat, atau beberapa ahli di berbagai bidang sehingga merupakan sumber informasi yang faktual bagi setiap orang termasuk peneliti.
            Beberapa bahan dari surat kabar dapat dimanfaatkan untuk melengkapi dan mendukung kesimpulan penelitiannya. Bahkan seperti halnya buku-buku perpustakaan, maka surat kabar yang baik dapat dijadikan sumber penulisan karya tulis terutama tentang kajian teoritis suatu penelitian. Apalagi bagi peneliti sosial. Oleh karena itu, surat kabar yang banyak menyajikan informasi berbagai aspek kehidupan masyarakat merupakan sumber daya sekunder yang efektif.
b.  Analisis isi majalah ilmiah
            Dewasa ini diIndonesia, hampir semua instansi / organisasi / departeman, baik pemerintah maupun swasta telah menerbitkan majalah sebagai media komunikasi dan informasi dengan masyarakatnya. Isi majalah pada umumnya memuat tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan, program, dan kebijaksanaan masing-masing instansi tersebut.
            Untuk menemukan berbagai macam majalah ilmiah, kita dapat mengunjungi perpustakaan sekolah ataupun perpustakaan wilayah. Seperti halnya dalam menemukan buku-buku yang diperlukan maka untuk menemukan majalah ilmiah ini lebih mudah dari pada menemukan buku yang dimaksudkan, karena biasanya majalah-majalah itu digelar paling depan dan terbuka di perpustakaan. Apabila majalah yang diperlukan belum tersedia di perpustakaan, maka kita dapat memesan langsung kepada instansi atau organisasi atau lembaga yang menerbitkan majalah ilmiah tersebut. Dari sumber majalah ilmiah itulah kita salin hal-hal yang penting dan berkaitan dengan permasalahan yang sedang kita teliti.
c.  Analisis isi karya tulis / skripsi
            Data-data sekunder penelitian dapat pula diperoleh dari hasil karya tulis ilmiah orang lain yang telah ada sebelumnya. Melalui analisis isi karya tulis orang lain kita akan mengetahui teknik-teknik penelitian yang diterapkan terhadap topik penelitian yang akan diteliti. Dengan demikian kita akan meperoleh bahan-bahan yang mempertajam atau melengkapi teori penelitian. Apabila topik penelitian kita sudah ada yang meneliti, tentunya kita akan melakukan perubahan-perubahan atau penyempurnaan terhadap cara penyajian dan pembahasannya, sehingga hasilnya akan lebih baik. Namun harus dihindari usaha menjiplak atau meniru isi karya tulis hasil penelitian orang lain. Karena selain tidak banyak manfaatnya juga merupakan pelanggaran keilmuan yang berlaku dalam penelitian ilmiah.
            Untuk lebih jelasnya tentang data-data sekunder penelitian yang bersumber dari pengumpulan data hasil analisis isi media massa dapat kita lihat pada skema berikut ini :
-          Surat Kabar
Data Sekunder Penelitian                   Analisis Media Massa             -      Majalah Ilmiah
-          Karya Tulis ilmiah
-          Dokumen Resmi, dll.

3.   Pengumpulan Data Melalui Observasi (pengamatan langsung di lapangan)
a.  Pengertian Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan / lokasi penelitian. Dlam hal ini peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal / kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.
b.  Tujuan Observasi
Dengan melakukan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial  yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki, sehingga berfungsi eksplorasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran tentang masalahnya dan mungkin ada petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung dilapangan / lokasi penelitian.
c.  Jenis-jenis Observasi
Observasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi non-partisipasi.
1)  Observasi Partisipasi
Observasi dapat dibagi yaitu observasi yang melibatkan peneliti / observasi secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observasi partisipan, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya, sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi situasi penelitiannya.
2)  Observasi non-partisipasi
Observasi non-partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini. Kelemahan cari ini, antara lain kehadiran pengamat dapat mempengaruhi  sikap dan perilaku orang yang diamatinya.
d.  Langkah-langkah dalam pelaksaan observasi :
1) Harus diketahui dimana observasi itu dapat dilakukan
2) Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi
3) Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang perlu
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
5) Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape recorder, dan alat tulis lainnya.
Secara skematis metode pengumpulan data melalui observasi, dapat kita lihat seperti berikut ini :
                                                                                                Observasi Partisipasi
Data Primer Penelitian                Observasi
                                                                                                Observasi Non-partisipasi


4.    Pengumpulan Data Melalui Wawancara
a. Pengertian Wawancara
Pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan melalui wawancara atau interview. Pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumber / pemberi informasi (informan).
Wawancara penelitian adalah percakapan / tanya jawab antara peneliti dengan orang sumber informasi yang bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal / lisan. Wawancara pada umumnya dilakukan secara berhadapan. Wawancara sering pula dilakukan antara seseorang dengan kelompok orang. Hal itu disebut wawancara kelompok.
Dalam wawancara, si peneliti menerima informasi yang diberikan oleh pihak yang diwawancarai tanpa membantah, mengecam, menolak, menyetujui ataupun tidak menyetujui. Karena semua hasil wawancara diperlukan peneliti dalam memperoleh data yang diolah dalam rangka mencapai generalisasi. Sekalipun keterangan yang diberikan bersifat pribadi dan subjektif, tetapi tujuan peneliti adalah menentukan prinsip yang lebih objektif dari semua keterangan yang diperolehnya. Oleh karena wawancara penelitian bersifat ilmiah maka harus dilakukan secara baik dan sistematis, bukan hanya sekedar omong-omong biasa yang tidak produktif.
b. Tujuan dan Fungsi Wawancara
Wawancara penelitian bertujuan untuk memperoleh data-data primer dari sumber informasi / sampel dalam hubungannya dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Melalui tanya jawab / wawancara si peneliti dapat memasuki alam pikiran orang lain, sehingga diperoleh gambaran tentang dunia mereka. Jadi, wawancara dapat berfungsi deskriptif artinya melukiskan dunia kenyataan seperti dialami oleh orang lain. Selain itu, wawancara dapat pula berfungsi eksploratif, yaitu bisa masalah yang kita hadapi masih samar-samar karena belum pernah diselidiki orang lain.
c. Jenis-Jenis Wawancara
Secara garis besarnya ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur.
1) Wawancara berstruktur
Wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya secara tertulis, bahkan kadang-kadang jawaban yang telah disediakan.
Keuntungan wawancara berstruktur antara lain :
a) Tujuan wawancara lebih jelas dan terpusat kepada hal-hal yang telah ditetapkan  sebelumnya, sehingga jalannya wawancara tidak menyimpang dari topik permasalahan.
b) Jawaban-jawaban dari responden mudah dicatat dan diberi kode sesuai dengan jenis pertanyaannya.
c) Data hasil wawancara mudah diolah dan dbandingkan.
Kelemahannya antara lain :
a) Tidak membuka kesempatan kepada responden untuk berbicara sesuai kehendak hatinya
b) Jawaban responden terikat pada pertanyaan yang disusun peneliti
c) Responden pada umumnya terpengaruh oleh jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.
2) Wawancara Tak Berstruktur
Wawancara Tak Bertsruktur
Wawancara tak berstruktur adalah wawancara secara bebas tidak berpedoman lkepada daftar pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya. Keuntungan wawancara bebas ini antara lain memberikan kebebasan kepada responden untuk mengeluarkan isi hati dan pikirannya. Kelemahannya yaitu keterangan yang diperoleh tidak mudah dicatat dan diberi kode, sehingga menyulitkan untuk mengolahnya. Bahkan subjektivitas responden lebih dominan karena kebebasan berbicara.
d. Pelaksanaan Wawancara
Dalam pelaksanaan wawancara, peranan pewawancara sangat penting. Pewawancara harus mampu menggali lebih dalam keterangan-keterangan yang diberikan oleh responden, serta dapat membimbing responden agar mau memberikan keterangan yang baik, benar, dan jelas. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pewawancara sebelum melaksanakan atau memulai wawancara, yaitu :
1) Menerangkan tujuan dan kegunaan dari penelitian
2) Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
3) Menjelaskan institusi atau badan apa yang melaksanakan penelitian tersebut, dan
4) Menjelaskan kepada responden bahwa hasil wawancara tersebut adalah suatu yang dirahasiakan (konfidensial)
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Karena itu wawancara hanya dapat berjalan jika kedua belah pihak saling  berkomunikasi. Untuk kelancaran jalannya wawancara kedua belah pihak harus mempunyai kemampuan / kesamaan berbahasa. Salah satu syarat dalam wawancara yang harus dimiliki oleh seorang pewawancara adalah kemampuan pewawancara sangat menentukan kelancaran jalannya proses wawancara. Sikap ramah, mudah senyum, sabar, tidak menilai, dan netral dari pewawancara perlu ditampilkan dalam proses wawancara, sehingga mendorong keberanian responden untuk menjawab secara terbuka. Selain itu pewawancara juga harus memiliki perencanaan yang baik ketika akan melakukan wawancara ke tempat tinggal  responden, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.


KEGIATAN 8.1
Tujuan             : Siswa dapat memahami tentang pengumpulan data hasil penelitian.
Metode            : Pengamatan dan Studi Pustaka.
A. Bahan dan Alat
1. Alat tulis dan catatan
2. Buku tentang pengumpulan data hasil penelitian
Pertanyaan      : Pengumpulan data dalam penelitian dapt dilakukan melalui studi  kepustakaan, analisis isi media massa, observasi atau pengamatan langsung di lapangan, dan wawancara.
Pertanyaan      : Jelaskan yang dimaksud :
a) Pengumpulan data melalui studi kepustakaan !
b) Pengumpulan data melalui analisis isi media massa !
Jawab              :



KEGIATAN 8.2
Tujuan             : Memahami tentang pengumpulan data melalui wawancara.
Metode            : Pengamatan dan Studi Pustaka
A. Bahan dan Alat
1. Alat tulis dan catatan
2. Buku tentang pengumpulan data melaui wawancara
B. Cara Kerja
1. Bacalah buku-buku tentang pengumpulan data melalui wawancara
2. Berilah penjelasan tentang pengumpulan data melalui wawancara
Pertanyaan      : Pengumpulan data dalam penelitian dapat juga dilakukan wawancara atau interview. Pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumber pemberi informasi.
Pertanyaan      : 1. Sebutkan tujuan wawancara penelitian !
2. Jelaskan bahwa wawancara dapat berfungsi deskriptif dan dapat pula berfungsi eksploratif !
Jawab              :



KEGIATAN 8.3
Tujuan             : Memahami tentang pengumpulan data penelitian
Metode            : Pengamatan dan Studi Pustaka
A. Bahan dan Alat
1. Alat tulis dan catatan
2. Buku tentang pengumpulan data penelitian
B. Cara Kerja
1. Bacalah buku-buku tentang pengumpulan data penelitian
2. Berilah penjelasan tentang pengumpulan data penelitian, kerjakan pada kolom berikut ini !

No
Pengumpulan Data Penelitian Melalui
Penjelasan
1.
Studi Pustaka

2.
Analisis isi media massa

3.
Observasi atau pengamatan langsung di lapangan

4.
Wawancara


Pertanyaan      : 1. Sebutkan tentang tujuan observasi !
                          2. Sebutkan langkah-langkah pelaksanaan observasi !

Jawab              :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar