Kamis, 13 November 2014

Perubahan Sosial Beserta Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat



Perubahan sosial adalah semua perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memepengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai ,sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

a.      Perubahan Lambat (Evolusi) dan Perubahan Cepat (Revolusi)
Evolusi merupakan perubahan yang memebutuhkan waktu yang lama dan disertai dengan beberapa rentetan perubahan kecil dengan proses lambat. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa ada rencana ataukehendak dari siapa pun terjdi karena usaha masyarakat untuk beradapatasi dan menyesuaikan diari dengan kebutuhan, keadaan, dankondisi baru yang muncul seiring dengan pertumbuhn masyarakat. Berikut ini merupakan beberapa bentuk evolusi, di antaranya adalah cosmic evolution,organic evolution, dan mental evolution.


     Teori tentang evolusi meliputi unlinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined evolution.

     Perubahan teknologi selalu lebih cepatdaripada perubahan kebudayaan, karena perubahan kebudayaan memerlukan perubahan mental dalam diri masyarakatnya terlebih dahulu, sedangkan pada perubahan teknolgi tidak selalu memerlukan perubahan mental dalam dri masyaakaynya terlebih dahulu.

Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayan yang berlangsung dengan sangat cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Penyebab munculnya revolusi adalah ketidakpuasan dari golongan tertentu. Sedangkan Gattschalk mengatakan bahwa revolusi terjadi melalui tahap-tahap tertentu yaitu inkubasi, tindakan (action), dan penyesuaian (adaptasi). Secara sosiologis, syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhiagar suatu revolusi dapat terjadi harus ada keinginan bersama (umum) untuk mengadakan suatu perubahan, adanya seorang pemimpin/sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin menampung keinginan-keinginan dan menunjukan suatu tujuan pada masyarakat, dan harus ada “momentum” yaitu saat  dimana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memuai suatu gerakan.

b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar         
1)    Perubahan Kecil, dikatakan sebagai perubahan kecil terjadi pada unsur-unsur struktural yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya adalah perubahan mode
2)    Perubahan Besar, dikatakn perubahan besar jika perubahn yang terjadi membawa pengaruh besar dan diikuti adanya perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dalm tatanan suatu masyarakat.




c. Perubahan yang Dikehendaki (Intended Change) atau Perubahan yang Direncanakan (Planned Change) dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki (Unintended Change) atau Perubahan yang Tidak Direncanakan.

1)      Perubahan yang dikehendaki atu direncanakan suatu perubahan yang


telah direncanakan telebih dahulu oleh pihak-pihak yang ingin mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Misalnya refomarsi Indonesia tahin1998. Pihak yang menghendaki terjadinya perubahan disebut agent of change. Adapu cara-cara yang digunakan untuk mempengaruhi masyarakat dari sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu disebut rekayasa sosial (social engineering) atau perencanaan sosial (social planning)

2)      Perubahan yang tidak kehendaki atau direncanakan adalah suatu perubahan sosial yang tidak dikehandaki tanpa adnya suatu perencanaan, tetapi keinginan tersebut berlangsung di luar jangakauan pengawas serta dapat menyebabkan timbulnya kaibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.

d. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses

1)      Perubahan Struktural adalah perubahan yang sangat mendasar dan menyebabkan munculnya reorganisasi dalam masyarakat. Reorganisasi sendiri diartikan sebagai suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru dalam masyarakat agar sesuai denagn lembaga-lembaga kemasyarakatan yang sudah mengalai perubahan.
2)      Perubahan Proses adalah suatu perubahan yang sifatnya tidak mendasar dan hanya sebagai pelengkap/penyempurna dari perubahan yang terjadi sebelumnya. Misalnya perubahan kurikulum.

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial antara lain sebagai berikut.

a.      Faktor Penyebab Perubahan Sosial yang Bersumber dari Dalam Masyarakat

1)      Bertambah atau berkurangnya penduduk.

2)         Penemuan-penemuan baru (inovasi/innovation).
a.)    Discovery, yaitu penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh seseorang individu ataupun serangkaian ciptaan beberapa individu.
b.)    Invention, yaitu penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh masyarakat dan dapat diterima serta diterapkan dalam kehidupan. Discovery akan menjadi invention apabila masyarakat sudah menerima, mengakui, dan menerapkan penemuan baru tersebut. Adapun yang menjadi faktor pendorong penemuan baru adalah kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya, kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan, dan perangsang bagi aktivitas penciptaan dalam masyarakat.




b.      Faktor Penyebab Perubahan Sosial yang Bersumber dari Luar Masyarakat
1)    Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia.
2)    Peperangan.
3)    Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

c.)     Penetrasi damai (penetration posifique), adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan dengan jalan damai sehingga penerimaan kedua macam kebudayaan menimbulkan pengaruh timbal batik.

d.)    Adapun penetrasi damai akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
(1)      Akulturasi, adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya.
(2)      Asimilasi, adalah bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru.
(3)      Sintesis, adalah percampuran dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari keduanya.

e.)    Penetrasi paksa (penetration violence), adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan secara paksa dan bersifat merusak karena disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan guncangan-guncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.

  Faktor pendorong perubahan sosial antara lain sebagai berikut.
a.      Adanya kontak dengan kebudayaan lain, sehingga terjadi difusi (proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan).
b.      Sistem pendidikan formal yang maju.
c.      Sikap menghargai hasil karya seseorang dan adanya keinginan untuk maju.
d.      Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation) tetapi yang bukan merupak delik (perbuatan yang melanggar ketentuan hukum).
e.      Sistem pelapisan sosial yang terbuka (open stratification).
f.       Penduduk yang heterogen dan memiliki orientasi masa depan.
g.      Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu.
h.      Nilai yang tertanam dalam diri masyarakat untuk senantiasa berikhtiar guna memperbaiki hidupnya

Faktor penghambat perubahan sosial antara lain sebagai berikut.
a.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain dan sikap masyarakat yang sangat tradisional.
b.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat dan hambatan-hambatan yang bersifat ideologi
c.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
d.      Rasa takut akan terjadinya kegagalan pada integrasi kebudayaan.
e.      Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing (sikap tertutup) dan adat atau kebiasaan.
f.       Nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak dapat diperbaiki.





Saluran perubahan sosial (avenue or channel of change)
saluran – saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Pada umumnya berupa lembaga – lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan sebagainya. Lembaga kemasyarakatan yang menjadi titik tolak tergantung pada fokus budaya (culture focus) masyarakat pada masa itu.

Saluran perubahan sosial berfungsi  
agar suatu perubahan dikenal, diterima, dan dan dipergunakan oleh khalayak ramai sehingga secara cepat mengalami proses institutionalization.
Terjadinya perubahan memberi dampak pada kehidupan masyarakat, apabila ketida seimbangan dapat dipulihkan kembali setelah terjadinya perubahan, maka leadaaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment), namun jika ketidak seimbangan tersebut tidak dapat dipulihkan kembali setelah terjadinya perubahan maka disebut ketidak sesuaian (maladjustment) yang dapat menyebabkan anomie yaitu keadaan dimana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk sehingga anggota masyarakat tidak mampu untuk mengukur tindakan-tindakannya dikarenakan tidak ada batasan-batasan.

Dampak Perubahan Sosial meliputi sebagai berikut:

a.   Modernisasi
Menurut Astrid S. Susanto, modernisasi adalah proses pembangunan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan. Gejala modernisasi antara lain sebagai berikut :

1.   Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan merupakan unsur penting dalam proses modernisasi karena ilmu pengetahuan dapat mengubah aspek-aspek sosial dan kebudayaan, apabila proses perubahan tersebut berjalan terencana dan terarah, maka dapat mencapai modernisasi. Hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses modernisasi adalah teknologi dan hal tersebut terkait erat dengan penguasaan ilmu pengetahuan.
 2Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Sasaran yang hendak dicapai dalam modernisasi di bidang ekonomi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, melepaskan diri dari rasa ketergantungan terhadap orang lain, dan meningkatkan produksi barang-barang industri dan jasa secara terus-menerus sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan.
Dalam bidang sosial, modernisasi ditandai dengan semakin banyaknya kelompok sosial baru dalam masyarakat, yakni kelompok buruh, kelompok manajer, kelompok ekonomi kelas menengah ke atas,kaum inteletual, dan sebagainya. Hal tersebut mengakibatkan semakin banyak pula ragam spesiallisasi pekerjaan yang sesuai dengan peranannya masing-masing. Adapun gejala modernisasi dalam bidang budaya ditandai dengan semakin melunturnya budaya tradisional yang disebabkan oleh masuknya pengaruh budaya luar.

Faktor pendorong perubahan sosial antara lain sebagai berikut :
a.    Adanya kontak kebudayaan lain, sehingga terjadi difusi (proses penyebaran unsur – unsur kebudayaan).
b.    Sistem pendidikan formal yang maju.
c.    Sikap menghargai hasil karya seseorang dan adanya keinginan untuk maju.
d.    Toleransi terhadap perbuatan – perbuatan yang menyimpang (deviation) tetapi yang bukan merupakan delik (perbuatan yang melanggar ketentuan hukum).
e.    Sistem pelapisan sosial yang terbuka (open stratification).
f.     Penduduk yang heterogen dan memilki orientasi masa depan.
g.    Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu.
h.    Nilai yang tertanam dalam diri masyarakat untuk senantiasa berikhtiar guna memperbaiki hidupnya.

Faktor penghambat perubahan sosial antara lain sebagai berikut :
a.    Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain dan sikap masyarakat yang sangat tradisional.
b.    Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat dan hambatan – hambatan yang bersifat ideologis.
c.    Adanya kepentingan – kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
d.    Rasa takut akan terjadinya kegagalan pada integrasi kebudayaan.
e.    Prasangka terhadap hal – hal yang baru atau asing (sikap tertutup) dan adat atau kebiasaan.
f.     Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak dapat diperbaiki.

Saluran perubahan sosial (avenue or channel of change)
saluran – saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Pada umumnya berupa lembaga – lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan sebagainya. Lembaga kemasyarakatan yang menjadi titik tolak tergantung pada fokus budaya (culture focus) masyarakat pada masa itu.
Saluran perubahan sosial berfungsi agar suatu perubahan dikenal, diterima, dan dan dipergunakan oleh khalayak ramai sehingga secara cepat mengalami proses institutionalization.

Terjadinya perubahan memberi dampak pada kehidupan masyarakat, apabila ketida seimbangan dapat dipulihkan kembali setelah terjadinya perubahan, maka leadaaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment), namun jika ketidak seimbangan tersebut tidak dapat dipulihkan kembali setelah terjadinya perubahan maka disebut ketidak sesuaian (maladjustment) yang dapat menyebabkan anomie yaitu keadaan dimana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk sehingga anggota masyarakat tidak mampu untuk mengukur tindakan-tindakannya dikarenakan tidak ada batasan-batasan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar