Kamis, 13 November 2014

Perilaku Menyimpang (Deviant Behaviour)

Perilaku Menyimpang (Deviant Behaviour)
            Perilaku menyimpang atau sering juga di sebut dengan nonkonformitas adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang di anut oleh masyarakat. Tolak ukur yang di gunakan untuk mengukur apabila suatu perbuatan termasuk dalnm kategori ”menyimpang” atau tidak adalah ketika perbuatan tersebut telah berada di luar batas batas pengawasan sosial yaitu suatu perbuatan yang tidak di perbolehkan dalam suatu budaya masyarakat karena bertentangan dengan nilai dan norma.
            Sebab sebab perilaku menyimpang adalah hasil sosialisasi yang tidak sempurna (ketidaksanggupan menyerap norma norma kebudayaan), proses belajar yang menimpang, ikatan sosial yang berlainan, ketegngan antara kebudayaan dan struktur sosial, serta hasil sosialisasi dari nilai nilai subkebudayan yang menyimpang.





Macam- macam perilaku menyimpang antara lain sebagai berikut
  1. Berdasarkan Kekerapanya

1) Penyimpangan primer, adalah penyimpangan sosial yang bersifat sementara(temporer) sehingga individu yang melakukan penyimpangan masih dapat diterima di kelompok sosialnya sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum tidak berlangsung secara terus-menerus.
Contoh ) Melanggar rambu-rambu lalu lintas
2)    Penyimpangan sekunder, adalah penyimpangan social yang nyata dan sering dilakukan sehingga menimbulkan akibat yang cukup parah dan mengganggu orang lain. Contoh) berjudi,atau mabuk-mabukan.

  1. Berdasarkan jumlah pelakunya,
Perilaku menyimpang meliputi penyimpangan individual ( individual deviation)
Dan penyimpangan kelompok (group deviation).
Berdasarkan tinjauan sosiologis terdapat beberapa teori terjadinya perilaku menyimpang, yaitu sebagai berikut.
a.            Teori sosialisasi,teori ini menyatakan bahwa sesorang biasanya menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari beberapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Ada dua penjelasan yang dapat dikemukakan. Pertama, kebudayaan khusus yang menyimpang yaitu apabila sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Yang kedua disebut dengan asosiasi diferensial,seseorang berperilaku menyimpang apabila pola-pola perbuatan menyimpang lebih wajar atau lebih lazim dihargai dalam lingkungan social tempat orang itu melakukan perbuatan tersebut.
b.            Teori anomie, konsep anomie dikembangkan oleh EMILE DURKHEIM dan dapat dipahami sebgai ketiadaan norma. Menurut Robert K Merton yang juga mengemukakan teori anomie social, strukutur sosial menghasilkan tekanan ke arah Anomie dan perilaku menyimpang karena adanya ketidakharomisan
c.            Teori pegaulan berbeda (differential association), menurut teori ini penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekolompok-orang yang telah menyimpang . Penyimpangan didapatkan melalui proses alih budaya (cultural transmission)dan dari proses tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpang (deviant subculture)
d.            Teori labeling,menurut Edwin M. Lemert seseorang berperilaku menympang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan,cap,etiket, ataupun merek kepada seseorang.


Adapun berdasarkan sudut pandang kriminologi,teori terjadinya perilaku penyimpangan meliputi
a.)   Konflik budaya,orang-orang yang budayanya berbeda dengan kelompoknya
b.)   Konflik kelas sosial, orang orang yang menentang hak-hak istimewa  kelas dianggap berperilaku menyimpang
Teori pengendalian,teori ini beranggapanbahwa masyarakat memiliki kesepakatantentang nilai tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang atau tidak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar