Dalam wujud berudu katak bernafas
dengan ingsang. Setelah dewasa bernafas dengan paru-paru. Akan tetapi paru-paru
katak tidak sempurna, katak tidak bisa
menggelembungkan paru-parunya sepertti hewan lain. Maka katak menggelembungkan
dan mengerutkan leher untuk menghirup bernafas, sehingga masih perlu bantuan
kulit untuk bernafas. Saat hujan seluruh permukaan kulit katak basah. Hal ini
membuat katak kesulitan bernafas. Katakpun terpaksa bekerja ekstra keras untuk
menggelembungkan dan mengerutkan lehernya untuk bernafas sehingga terciptalah
bunyi yang keras dari mulutnya. Semakin kers bunyi semakin besar pula udara
yang dapat diambil untuk bernafas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar