Selasa, 21 Februari 2017

Gejala-gejala Disleksia

Disleksia adalah suatu gangguan proses belajar, di mana seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk huruf dan kalimat, dan sebaliknya.

Gejala-gejala Disleksia

Gejala disleksia sangat bervariasi dan umumnya tidak sama pada tiap penderita. Karena itu, gangguan ini biasanya sulit dikenali. Terutama sebelum sang anak memasuki usia sekolah.Ada sejumlah gen keturunan yang dianggap dapat memengaruhi perkembangan otak yang mengendalikan fonologi, yaitu kemampuan dan ketelitian dalam memahami suara atau bahasa lisan. Misalnya, membedakan kata “paku” dengan kata “palu”.

Pada balita, disleksia dapat dikenali melalui sejumlah gejala yang berupa:
  • Perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak-anak seusianya.
  • Membutuhkan waktu lama untuk belajar kata baru, misalnya keliru menyebut kata “ibu” menjadi kata “ubi”.
  • Kesulitan menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan diri, misalnya kesulitan untuk memilih kata yang tepat atau kesulitan menyusun kata dengan benar.
  • Kurang memahami kata-kata yang memiliki rima, contohnya “putri menari sendiri” 


Gejala-gejala disleksia biasa akan lebih jelas ketika anak mulai belajar membaca dan menulis di sekolah. Anak Anda akan mengalami beberapa kesulitan yang meliputi:
  • Kesulitan memroses dan memahami apa yang didengarnya.
  • Lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.
  • Sering salah atau terlalu pelan saat membaca.
  • Lamban saat menulis dan tulisan yang tidak rapi.
  • Kesulitan mengingat urutan, misalnya urutan abjad atau nama hari.
  • Cenderung tidak bisa menemukan persamaan atau perbedaan pada a
  • Kesulitan mengeja, misalnya huruf “d” sering tertukar dengan huruf “b”, atau angka “6” dengan angka “9”
  • Lamban dalam menulis, misalnya saat didikte atau menyalin tulisan.
  • Kesulitan mengucapkan kata yang baru dikenal.
  • Memiliki kepekaan fonologi yang rendah. Contohnya, mereka akan kesulitan menjawab pertanyaan “bagaimana bunyinya apabila huruf ‘b’ pada ‘buku’ diganti dengan ‘s’?”
Karena sulit dikenali, disleksia terkadang ada yang baru disadari setelah penderita beranjak remaja bahkan dewasa. Beberapa di antaranya adalah:
  • Kesulitan membaca dan mengeja.
  • Kesulitan menyalin catatan serta membuat karya tulis, misalnya makalah atau laporan.
  • Bermasalah dalam mengekspresikan sesuatu melalui tulisan atau meringkas suatu cerita.
  • Sering tidak memahami lelucon atau makna bahasa kiasan, contohnya istilah “otak encer” yang berarti pintar.
  • Kesulitan dalam mengatur waktu, misalnya tenggat waktu dalam tugas.
  • Kesulitan mengingat hal-hal yang berurutan, misalnya nomor telepon.
  • Cenderung menghindari kegiatan membaca dan menulis.
  • Kesulitan berhitung.
Jika Anda mencemaskan perkembangan kemampuan membaca dan menulis anak Anda yang terasa lambat, hubungilah dokter. Pemeriksaan juga berguna untuk memastikan apakah ada gangguan medis lainnya atau tidak, contohnya gangguan penglihatan atau pendengaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar