Subunit 1
Pendekatan Konteksstual
Hakekat dan karakteristik pendekatan
kontekstual
Hakekat pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dala kehidupan sehari-hari.
Johnson (dalam Nurhadi, 2004: 13-14) mengungkapkan bahwa karakteristik
pendekatan kontekstual memiliki delapan komponen utama yaitu (1) memiliki
hubungan yang bermakna (2) melakukan kegiatan yang signifikan (3) beajar yang
diatur sendiri (4) bekerja sama (5) berfikir kritis dan kreatif (6) mengasuh
dan memelihara peserta didik (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan
penilaian autentik.
The northwest regional education laboratory USA (dalam Nurhadi, 2004: 14-15)
mengidetifikasi adanya enam kunci dasar pembelajaran konstektual yaitu: (1)
pembelajaran bermakna (2) penerapan pengetahuan (3) berpikir tingkat tinggi (4)
kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar (5) responsive terhadap budaya
(6) penilaian autentik.
Penerapan
pendekatan kontekstual di kelas
Secara garis besar, langkah-langkah penerapan kontekstual di kelas
sebagai berikut:
- kembangkan pemikiran
- laksanakan kegiatan menemukan sendiri
- kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
- ciptakan masyarakat belajar, kerja kelompok
- hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
- lakukan refleksi di akhir pertemuan
- lakukn penilaian yang autentik dari berbagai sumber dan cara.
Contoh penerapan pembelajarannya dapat dirancang dalam sebuah RPP.
Subunit
2
Pendekatan Komunikatif
Konsep pendekatan komunikatif.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang
berlandaskan pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa
Indonesia (Zuchdi dan Budiarsih, 1996/1997:33-34)
Konsep kompetensi komunikatif menurut Cambell dan Walea, Hymes, dan Munby
(dalam Omaggio, 1986:7) meliputi kompetensi grmatikal, sosiolinguistik,
kewacanaan dan kompetensi strategi.
Ciri-ciri
pendekatan pembelajaran Komunikatif
Menurut Brumfit dan Finocchiaro ( dalm Richards dan Rogers, 186:87)
mengungkapkan cirri-ciri pendekatan komunikatif adalah (1) makna merupakan hal
yang terpenting (2) percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan
tidak dihafalkan secara normal, (3) kontekstualisasi meruakan premis pertama
(4) belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi (5) komunikasi efektif
dianjurkan (6) latihan penubihan atau drill dianjurkan, (7) ucapan yang dapat
dipahami diutamakan (8) setiap alat Bantu peserta didik diterima dengan baik
(9) segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal, (10) penggunaan
bahasa secara bijaksana dapat diterima bila memang layak (11) terjemahan
digunakan bila diperlukan peserta didik (12) membaca dan menuis dapat
deimulaisejak awal (13) system bahasa dipelajari melalui kegiatan komunikasi
(14) komunikasi komukatif merupakan tujuan (15) variasi linguistic merupakan
konsep inti dalam materi dan metodologi ( 16) urutan ditentukan berdasarkan
pertimbangan isi, fungsi atau makna untuk memperkuat mninat belajar (17) guru
mendorong peserta didik agar dapat bekerja sama dengan menggunakan bahasa itu
(18) bahasa diciptakan oleh peserta didik melalui mencoba dan mencoba, (19)
kefasihan dan bahasa yang diterima merupakan tujuan utama,, ketepatan dinilai
dalam konteks bukan dalam keabstrakan (20) pesert didik diharapkan berinteraksi
dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan, lisan dan tulis (21) guru
tidak bias meramal bahasa apa yang akan digunakan peserta didiknya, dan (22)
motivasi intriksik akan timbul melalui minat terhadap hal-hal yang
dikomunikasikan.
Peran peserta
didik dalam proses belajar-mengajar
Robin dan Thompson (dalam Tarigan, 1990:201) mengemukakan bahwa ciri-ciri
peserta didik yang sesuai konsep pendekatan komunikatif adalah (1) selalu
berkeinginan menafsirkan tuturan secara tepat, (2) berkeinginan agar bahasa
yang digunakan selalu komunikatif (3) tidak merasa malu jika berbuat kesalahan
dalam berkomunikasi (4) selalu menyesuaikan bentuk dan makna dalam
berkomunikasi, (5) frekuensi latihan berbahasa lebih tinggi, dan (6) selalu
memantau ujaran sendiri dan ujaran mitra bicaranya.
Peran guru
dalam proses belajar-mengajar
Chandlin (dalam Tarigan,
1990:120) menyebutkan dua peran guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu (1)
peberi kemudahan dalam proses komunikasi antara semua peserta didik dalam
kelas, antar peserta didik dengan kegiatan pembelajaran, serta teks atau materi
dan (2) sebagai partisipan mandiri dalam kelompok belajar-mengajar
Peran materi
pembelajaran
Kedudukan materi pembelajaran ditekankan pada sesuatu
yang menunjang komunikasi peserta didik secara aktif . ada tiga jenis materi
(1) materi yang berdasarkan tek (2) materi yang berdasarkan tugas (3) materi
yang berdasarkan bahan yang otentik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar