Jumat, 03 Februari 2012

Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Inovatif




Subunit 1
Pendekatan Konteksstual

Hakekat dan karakteristik pendekatan kontekstual
Hakekat pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dala kehidupan sehari-hari.
Johnson (dalam Nurhadi, 2004: 13-14) mengungkapkan bahwa karakteristik pendekatan kontekstual memiliki delapan komponen utama yaitu (1) memiliki hubungan yang bermakna (2) melakukan kegiatan yang signifikan (3) beajar yang diatur sendiri (4) bekerja sama (5) berfikir kritis dan kreatif (6) mengasuh dan memelihara peserta didik (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian autentik.
The northwest regional education laboratory USA (dalam Nurhadi, 2004: 14-15) mengidetifikasi adanya enam kunci dasar pembelajaran konstektual yaitu: (1) pembelajaran bermakna (2) penerapan pengetahuan (3) berpikir tingkat tinggi (4) kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar (5) responsive terhadap budaya (6) penilaian autentik.


Penerapan pendekatan kontekstual di kelas
Secara garis besar, langkah-langkah penerapan kontekstual di kelas sebagai berikut:
  1. kembangkan pemikiran
  2. laksanakan kegiatan menemukan sendiri
  3. kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
  4. ciptakan masyarakat belajar, kerja kelompok
  5.  hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
  6. lakukan refleksi di akhir pertemuan
  7. lakukn penilaian yang autentik dari berbagai sumber dan cara.
Contoh penerapan pembelajarannya dapat dirancang dalam sebuah RPP.


Subunit 2
Pendekatan Komunikatif

Konsep pendekatan komunikatif.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia (Zuchdi dan Budiarsih, 1996/1997:33-34)
Konsep kompetensi komunikatif menurut Cambell dan Walea, Hymes, dan Munby (dalam Omaggio, 1986:7) meliputi kompetensi grmatikal, sosiolinguistik, kewacanaan dan kompetensi strategi.
Ciri-ciri pendekatan pembelajaran Komunikatif
Menurut Brumfit dan Finocchiaro  ( dalm Richards dan Rogers, 186:87) mengungkapkan cirri-ciri pendekatan komunikatif adalah (1) makna merupakan hal yang terpenting (2) percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan secara normal, (3) kontekstualisasi meruakan premis pertama (4) belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi (5) komunikasi efektif dianjurkan (6) latihan penubihan atau drill dianjurkan, (7) ucapan yang dapat dipahami diutamakan (8) setiap alat Bantu peserta didik diterima dengan baik (9) segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal, (10) penggunaan bahasa secara bijaksana dapat diterima bila memang layak (11) terjemahan digunakan bila diperlukan peserta didik (12) membaca dan menuis dapat deimulaisejak awal (13) system bahasa dipelajari melalui kegiatan komunikasi (14) komunikasi komukatif merupakan tujuan (15) variasi linguistic merupakan konsep inti dalam materi dan metodologi ( 16) urutan ditentukan berdasarkan pertimbangan isi, fungsi atau makna untuk memperkuat mninat belajar (17) guru mendorong peserta didik agar dapat bekerja sama dengan menggunakan bahasa itu (18) bahasa diciptakan oleh peserta didik melalui mencoba dan mencoba, (19) kefasihan dan bahasa yang diterima merupakan tujuan utama,, ketepatan dinilai dalam konteks bukan dalam keabstrakan (20) pesert didik diharapkan berinteraksi dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan, lisan dan tulis (21) guru tidak bias meramal bahasa apa yang akan digunakan peserta didiknya, dan (22) motivasi intriksik akan timbul melalui minat terhadap hal-hal yang dikomunikasikan.

Peran peserta didik dalam proses belajar-mengajar
Robin dan Thompson (dalam Tarigan, 1990:201) mengemukakan bahwa ciri-ciri peserta didik yang sesuai konsep pendekatan komunikatif adalah (1) selalu berkeinginan menafsirkan tuturan secara tepat, (2) berkeinginan agar bahasa yang digunakan selalu komunikatif (3) tidak merasa malu jika berbuat kesalahan dalam berkomunikasi (4) selalu menyesuaikan bentuk dan makna dalam berkomunikasi, (5) frekuensi latihan berbahasa lebih tinggi, dan (6) selalu memantau ujaran sendiri dan ujaran mitra bicaranya.

Peran guru dalam proses belajar-mengajar
      Chandlin (dalam Tarigan, 1990:120) menyebutkan dua peran guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu (1) peberi kemudahan dalam proses komunikasi antara semua peserta didik dalam kelas, antar peserta didik dengan kegiatan pembelajaran, serta teks atau materi dan (2) sebagai partisipan mandiri dalam kelompok belajar-mengajar
Peran materi pembelajaran
Kedudukan materi pembelajaran ditekankan pada sesuatu yang menunjang komunikasi peserta didik secara aktif . ada tiga jenis materi (1) materi yang berdasarkan tek (2) materi yang berdasarkan tugas (3) materi yang berdasarkan bahan yang otentik.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar